Si Pedas Yang Berkhasiat Obat
Dibalik rasa pedas, cabai
sesungguhnya merupakan bahan makanan yang kaya gizi. Cabai rawit banyak
mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A) mengalahkan buah mangga,
nanas, papaya dan semangka. Zat yang membuat cabai terasa pedas adalah
kapsaisin, yang tersimpan dalam “urat” putih cabai tempat melekatnya biji.
Untuk mengurangi rasa pedasnya, biasanya cabai merah dibuang biji dan uratnya.
Senyawa kapsaisin inilah yang membuat cabai bikin ketagihan sekaligus
berkhasiat obat.
Kalau kita terbiasa makan pedas,
maka nafsu makan akan berkurang jika tidak ada sambal atau cabai. Hal ini
disebabkan kapsaisin cabai bersifat stomakik yaitu dapat meningkatkan nafsu
makan. Juga mampu merangsang produksi hormone endorphin yang mampu
membangkitkan sensasi kenikmatan. Memang benar juga anjuran agar kita makan
pedas di saat kepala pusing. Rasa pedas yang ditimbulkan kapsaisin dapat
menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem
saraf. Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit yang kita
derita. Pada saat yang sama kapsaisin akan mengencerkan lendir, sehingga dapat
melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung.
Kapsaisin bersifat antikoagulan
dengan cara menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak
pada pembuluh darah. Kegemaran makan cabai memperkecil kemungkinan menderita
penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis) sehingga mencegah munculnya
serangan stroke dan jantung koroner. Bahkan ada beberapa param kocok yang bahan
utama pembuatannya adalah cabai karena kapsaisin memang berkhasiat
menghilangkan pegal dan rasa ngilu rematik.
Disaat tubuh sangat kedinginan
sehingga kaki mengeriput dan terasa membeku, bisa dioleskan cabai pada kaki
serta jari-jemari dan sela-selanya. Cara yang sama bisa digunakan untuk
mengobati bengkak dan bisul Karen kapsaisin cabai ternyata juga bersifat
antiradang.
Tidak "wedangen"? Maaf, tidak tahu bahasa Indonesianya
BalasHapus